Bicara tentang alm mama mertua, mama tia, kalo suami bilang sih mama tia punya tangan ajaib, setiap masakan yang beliau masak tidak pernah gak enak sama sekali.. Nasi panas disiram minyak jelatah dan telor ceplok diaduk2 aja katanya enak banget..
Kedekatan saya dengan beliau bisa dibilang hanya sebentar saja, saat pertama kali suami saya memperkenalkan kami saja mama sedang menderita penyakit kanker rahim..
Setelah beberapa bulan kami menikah mama ahirnya berpulang kepelukan Tuhan, sedih yang luar biasa saya alami, beliau adalah mama kedua setelah mama saya sendiri, mereka berdua mempunyai hati yang sama sama baik dan tulus menyayangi saya, apalagi mama tia baru sebentar dia sudah mencurahkan kasih sayangnya untuk saya yang begitu besar..
Selama saya kenal mama, saya hanya pernah mencoba masakan mama 2 kali, 2 resep saja sih, krn mama sudah tidak mampu berdiri lama lama untuk memasak.. 2 resep itu adalah puding srikaya dan ikan peda kukus ini.. Srikaya berkali kali saya sudah buat, alasan saya membuatnya semata mata mengobati kangenya suami saya terhadap mama tia.. Alhamdulillah mama tia menurunkan bakatnya kepada anak perempuannya, teh anna namanya, alhasil untuk resep2 mama tia itu saya menyakan resepnya kepada teh anna..
Ini dia resep yang menurut saya mudah sekali dibuatnya..
Ikan peda kukus ;)
Bahan bahannya :
1. 4 ekor ikan peda merah
2. 1 buah jagung manis
3. Daun melinjo
4. Petai ( jika suka)
5. 5 siung bawang putih iris
6. 10 siung bawang merah iris
7. 5 buah tomat hijau segar
8. 5 buah cabai rawit merah
9. 5 buah cabai hijau iris
10. Gula pasir secukupnya
11. Garam secukupnya..
Cara memasaknya..
- Panaskan minyak sayur diatas penggorengan, goreng ikan peda sampai agak kecoklatan, tiriskan, lalu sisihkan minyak gorengnya (minyak jelatah)
- letakan daun melinjo diatas pan tahan panas, lalu jagung yg sudah dpisahkan dr bonggolnya juga juga diletakan scara menyebar di atas pan
- lalu ikan peda, dan tata kembali daun melinjo serta jagung diatasnya..
- lalu cabai hijau dan cabai rawit, tomat yg telah diiris iris, bawang putih, bawang merah
- lalu berikan garam dan gula secukupnya, lalu tuangkan minyak bekas menggoreng ikan peda diatas pan yang berisi bahan bahan yg telah disiapkan..
- kukus selama 15 sampai 20 menit, sajikan selagi panas..
Maaf seribu maaf, ini pertama kalinya nulis resep, saya blm paham betul istilah masak memasak hehhehe.. Selamat menikmati
Recent Posts
Selasa, 19 Juni 2012
Senin, 18 Juni 2012
Dia yang bersinar dibumi..
Diposting oleh
Ennosoe
Tiba tiba otak saya berhenti untuk melanjutkan menulis di blog ini, pdahal saya lagi semangat2nya waktu itu, tapi ya dikarena musibah yg menimpa saya, saya jadi seperti kehilangan kata kata untuk saya tuliskan..
Memang salah satu tujuan menulis blog ini untuk mencurahkan semua isi hati saya saat menjalani kehamilan, hormon yg mempengaruhi diri saya saat hamil memang luar biasa, kadang2 keteteran menghadapi emosi saya yg naik turun, apalagi orng lain? Makanya saya memutuskan menulis, dari pada suami saya kena sialnya melulu, jd saya nulis deh.. Tapi yaaaa namanya bukan rejeki, setelah keguguran kemarin saya jadi bingung mau nulis apa..
Pikiran saya sekarang tertuju pada anak saya yang bernama bumi, saya memberi arti kepada namanya Lelaki yang bersinar dibumi.. Bumi Pradipa Priya Untara.. Yah terbukti, dia selalu bersinar dikehidupan saya, selalu menerangi hati saya dalam keadaan sedih ataupun senang.. Si lelaki kecil yg sekarang akan berusia 9 tahun ini sangat membanggakan untuk saya.. Mari saya ajak sedikit bercerita tentang anak ini..
Saat tau pertama saya hamil bumi, jujur saya dalam keadaan tidak siap sama sekali, waktu itu saya masih 19 tahun, tak perlu penjelasan detail yaaa, intinya saya blm siap ;p
Kehamilan pertama antara iya dan tidak lumayan berat saya alami.. Selain harus mempertanggung jawabkan kepada keluarga, kala itupun saya yg masih berprofesi di bidang entertainment mau tak mau harus berhadapan dengan wartawan yang mencari berita untuk disebar luaskan.. Ya benar saja, selain menghadapi orang tua serta keluarga, sayapun harus menghadapi wartawan yang gila gilaan mengejar informasi dengan apapun caranya..
Setelah melewati masa masa itu, saya mengalami mual mual serta muntah muntah yang sangatlah berat, gak dirumah, diluar rumah, dimall, dimana2 saja ga bisa dikontrol sama sekali.. Tapi alhamdulillah juga saya mampu melewatinya dan pada tanggal 25 juli 2003 lahirnya lelaki kecil ini yang membuat saya langsung jatuh cinta kepadanya.. Bibirnya yang mungil, tangannya, kakinya, matanyaaaaaa.. Saya tak pernah bisa melupakan saat itu..
Waktu berlalu, saya beserta ayahnya tidak mampu menjalani tugas kami sebagai suami dan istri, jujur mungkin sangat berat saat itu, saya harus menjalani beberapa profesi yang belum mampu saya tanggung, seperti menjadi seorang istri yang baik ataupun ibu yang baik.. Perpisahan ahirnya jadi putusan yg paling bijak saat itu.. Saya blm berpikir dampaknya kepada bumi, egoisnya saya, egoisnya saya sebagai orang tua, tidak pernah menyangka akan seberat itu menjadi orang tua tunggal untuk anak saya.. Saat harus membagi waktu dengan saya atau ayahnya selalu ada tangis yang keluar dari air mata bumi karena tidak ingin berpisah dari salah satu diantara kami.. Berat sekali melihat dia menangis.. Tapi yg terberat adalah harus berbohong didepan bumi kalau kami baik baik saja padahal nyatanya tidak..
Hak asuh bumi jatuh kepada saya, tapi saya tidak mau menjauhkan bumi dari ayahnya, saya tidak membenci ayahnya dan saya tetap membutuhkan dia untuk jadi figur ayah yang baik untuk bumi, bumi kehilangan kami berdua as a family, that's why, saya mempertahankan fungsi kami masing masing sebagai orang tua walaupun kami tidak tinggal bersama as a family..
Membesarkan bumi dan bertanggung jawab untuk keluarga sendiri bukanlah hal mudah.. Tanggung jawab saya besar, walaupun untuk keperluan bumi ayahnya masih bertanggung jawab, tapi tetap saya harus membuat rumah ini bisa bernafas..
Keputusan bekerjapun bukan keputusan yang mudah, saya yang saat itu masih mengandalkan profesi saya di bidang entertainment mau tidak mau harus kembali ke bidang itu lagi, bermain ftv, sinetron atapu film.. Apalagi sinetron, saya harus bekerja bisa lebih dari 18 jam sehari dalam kurung waktu yang lama.. Bayangkan, saya pergi ke lokasi shooting bisa dimulai jam 9 pagi, rata rata saya pulang melebihi jam 12 malam, malah seringnya sih hampir menyentuh matahari pagi.. Saya pulang ke rumah dalam keadaan ngantuk berat, langsung tidur, tidak sempat ketemu bumi, begitu bangun dan harus kembali bekerja, bumi belum pulang sekolah sama sekali..
Anak itu aktif sekali, dia sangat senang menghabiskan waktu disekolah dan waktu waktunya di tempat les, dia les drum, les kumon pula saat itu (walaupun skr tidak ya) les berenang, les ini dan les itu..
Saat ditempat kerja, jika ada waktu luang saya lebih suka menghabiskan dengan tidur dilokasi, saya tidak punya banyak waktu untuk tidur kalo saya mengambil sinetron, dan kadang2 saya curi curi waktu untuk menelfon bumi dirumah.. Tapi bukan hanya kepada saya saja, pada semua orng yang menelpon dia bisa ayahnya atau neneknya pun bumi malas sekali berbicara di tlp.. Sangat sulit komunikasi antara saya dan bumi..
Karena keputusan saya setelah berpisah dengan ayahnya adalah kembali ke rumah orang tua, saya mempercayakan mama saya untuk merawat dan membantu saya dalam membesarkan bumi, Syukur alhamdulillah saya mempunyai ibu yang berhati besar, tanpa dia saya tidak tahu harus membesarkan bumi dengan cara apa..
Hhhmmmm tampaknya panjang sekali saya menulis hehehehhe.. Mungkin beberapa hari lagi saya akan kembali menceritakan sedikit lagi tetang lelaki kecilku.. Sekarang saya ngurus lelaki yang besar dulu kayaknya.. ;*
Memang salah satu tujuan menulis blog ini untuk mencurahkan semua isi hati saya saat menjalani kehamilan, hormon yg mempengaruhi diri saya saat hamil memang luar biasa, kadang2 keteteran menghadapi emosi saya yg naik turun, apalagi orng lain? Makanya saya memutuskan menulis, dari pada suami saya kena sialnya melulu, jd saya nulis deh.. Tapi yaaaa namanya bukan rejeki, setelah keguguran kemarin saya jadi bingung mau nulis apa..
Pikiran saya sekarang tertuju pada anak saya yang bernama bumi, saya memberi arti kepada namanya Lelaki yang bersinar dibumi.. Bumi Pradipa Priya Untara.. Yah terbukti, dia selalu bersinar dikehidupan saya, selalu menerangi hati saya dalam keadaan sedih ataupun senang.. Si lelaki kecil yg sekarang akan berusia 9 tahun ini sangat membanggakan untuk saya.. Mari saya ajak sedikit bercerita tentang anak ini..
Saat tau pertama saya hamil bumi, jujur saya dalam keadaan tidak siap sama sekali, waktu itu saya masih 19 tahun, tak perlu penjelasan detail yaaa, intinya saya blm siap ;p
Kehamilan pertama antara iya dan tidak lumayan berat saya alami.. Selain harus mempertanggung jawabkan kepada keluarga, kala itupun saya yg masih berprofesi di bidang entertainment mau tak mau harus berhadapan dengan wartawan yang mencari berita untuk disebar luaskan.. Ya benar saja, selain menghadapi orang tua serta keluarga, sayapun harus menghadapi wartawan yang gila gilaan mengejar informasi dengan apapun caranya..
Setelah melewati masa masa itu, saya mengalami mual mual serta muntah muntah yang sangatlah berat, gak dirumah, diluar rumah, dimall, dimana2 saja ga bisa dikontrol sama sekali.. Tapi alhamdulillah juga saya mampu melewatinya dan pada tanggal 25 juli 2003 lahirnya lelaki kecil ini yang membuat saya langsung jatuh cinta kepadanya.. Bibirnya yang mungil, tangannya, kakinya, matanyaaaaaa.. Saya tak pernah bisa melupakan saat itu..
Waktu berlalu, saya beserta ayahnya tidak mampu menjalani tugas kami sebagai suami dan istri, jujur mungkin sangat berat saat itu, saya harus menjalani beberapa profesi yang belum mampu saya tanggung, seperti menjadi seorang istri yang baik ataupun ibu yang baik.. Perpisahan ahirnya jadi putusan yg paling bijak saat itu.. Saya blm berpikir dampaknya kepada bumi, egoisnya saya, egoisnya saya sebagai orang tua, tidak pernah menyangka akan seberat itu menjadi orang tua tunggal untuk anak saya.. Saat harus membagi waktu dengan saya atau ayahnya selalu ada tangis yang keluar dari air mata bumi karena tidak ingin berpisah dari salah satu diantara kami.. Berat sekali melihat dia menangis.. Tapi yg terberat adalah harus berbohong didepan bumi kalau kami baik baik saja padahal nyatanya tidak..
Hak asuh bumi jatuh kepada saya, tapi saya tidak mau menjauhkan bumi dari ayahnya, saya tidak membenci ayahnya dan saya tetap membutuhkan dia untuk jadi figur ayah yang baik untuk bumi, bumi kehilangan kami berdua as a family, that's why, saya mempertahankan fungsi kami masing masing sebagai orang tua walaupun kami tidak tinggal bersama as a family..
Membesarkan bumi dan bertanggung jawab untuk keluarga sendiri bukanlah hal mudah.. Tanggung jawab saya besar, walaupun untuk keperluan bumi ayahnya masih bertanggung jawab, tapi tetap saya harus membuat rumah ini bisa bernafas..
Keputusan bekerjapun bukan keputusan yang mudah, saya yang saat itu masih mengandalkan profesi saya di bidang entertainment mau tidak mau harus kembali ke bidang itu lagi, bermain ftv, sinetron atapu film.. Apalagi sinetron, saya harus bekerja bisa lebih dari 18 jam sehari dalam kurung waktu yang lama.. Bayangkan, saya pergi ke lokasi shooting bisa dimulai jam 9 pagi, rata rata saya pulang melebihi jam 12 malam, malah seringnya sih hampir menyentuh matahari pagi.. Saya pulang ke rumah dalam keadaan ngantuk berat, langsung tidur, tidak sempat ketemu bumi, begitu bangun dan harus kembali bekerja, bumi belum pulang sekolah sama sekali..
Anak itu aktif sekali, dia sangat senang menghabiskan waktu disekolah dan waktu waktunya di tempat les, dia les drum, les kumon pula saat itu (walaupun skr tidak ya) les berenang, les ini dan les itu..
Saat ditempat kerja, jika ada waktu luang saya lebih suka menghabiskan dengan tidur dilokasi, saya tidak punya banyak waktu untuk tidur kalo saya mengambil sinetron, dan kadang2 saya curi curi waktu untuk menelfon bumi dirumah.. Tapi bukan hanya kepada saya saja, pada semua orng yang menelpon dia bisa ayahnya atau neneknya pun bumi malas sekali berbicara di tlp.. Sangat sulit komunikasi antara saya dan bumi..
Karena keputusan saya setelah berpisah dengan ayahnya adalah kembali ke rumah orang tua, saya mempercayakan mama saya untuk merawat dan membantu saya dalam membesarkan bumi, Syukur alhamdulillah saya mempunyai ibu yang berhati besar, tanpa dia saya tidak tahu harus membesarkan bumi dengan cara apa..
Hhhmmmm tampaknya panjang sekali saya menulis hehehehhe.. Mungkin beberapa hari lagi saya akan kembali menceritakan sedikit lagi tetang lelaki kecilku.. Sekarang saya ngurus lelaki yang besar dulu kayaknya.. ;*
Selasa, 12 Juni 2012
My super husband
Diposting oleh
Ennosoe
Sesuai dengan judul diatas, tulisan ini memang saya dedikasikan untuk suami tercinta saya yang sedang mengalami perjuangan yang panjang dalam memahami istrinya yang mungkin kali ini sedang mengalami begitu banyak luapan emsoi yang tidak terkontrol dengan baik. (fiuuuh, ahirnya nyampe titik juga)
Istrinya siapa lagi kalau bukan saya tentunya..
3 hari saya melewati masa masa terberat setelah saya ahirnya kehilangan janin dalam perut saya ini, saya belajar memahami bahwa yang tidak dikehendaki olehNya adalah memang yang terbaik menurutNya.
Dalam perjuangan saya memahaminya, terkadang saya merasa dihukum oleh Tuhan atas kesalahan-kesalahan yang saya perbuat dimasa lalu. Kadang saya juga befikir bahwa yang terjadi kemarin mungkin karena tidak siapnya kami sebagai orang tua. Atau mungkin karena saya masih ragu atau suami yang masih ragu, atau ini atau itu..
Tidak henti hentinya saya bertanya, Kenapa Tuhan?
Saya gak sanggup melakukan itu semua, mencari jawaban jawaban dari semua pertanyaan saya, kadang saya tertawa, ' Tidak dengan 3 hari kamu akan menemukan jawabanya noy ' dalam hati saya bergumam..
Menangis, menangis dan hanya menangis..
Yang paling terberat adalah saat terbangun dari tidur dipagi hari, rasanya kosong tidak tahu apa yang mau saya lakukan. Saya terbiasa dengan kegiatan menyendiri dikala suami bekerja dan kakak bumi sekolah, saya habiskan dengan membaca, atau menonton tv atau apapun itu tapi saya tidak merasa sendiri, karena saya selalu merasa saya bersama si dejan (dedek janin) yang ada diperut saya. Tapi sekarang, saya sendiri saat suami dan kakak bumi tidak ada dirumah.
Setiap hal, setiap momen, setiap lagu, ataupun setiap detik yang dilalui bisa meninggalkan sedih yang terdalam untuk saya, selalu menangis. Saya tidak mampu menahan kesedihan ini, kehilangan sebuah pengharapan besar yang akan membuat hidup saya akan jauh lebih berwarna. Sebuah penantian ahirnya hilang begitu saja, dan saya harus menatanya kembali.
Saya selalu berfikir, sampai kapan saya harus menunggu lagi? apakah saya harus menanti untuk waktu yang sangat lama?
Mudahnya saya menangis, mudahnya saya sedih dengan segala hal, mudahnya saya menjadi rapuh dan mudahnya saya marah. Mudahnya saya melampiaskan itu kepada suami saya. Dia yang selalu menggenggam tangan saya, mengapus air mata saya, memeluk erat saya. Dia yang selalu jadi tempat terahir saya mencurahkan semua emosi saya.
Kekuatannya membuat dia bertahan menghadapi saya. Entah terbuat dari apa hatinya, tidak goyah saat saya memaki maki dia karena kesalahan pahaman. Dia bertahan saat saya tiba tiba marah tanpa alasan. Dia kembali dari perjalannya menuju kantor karena saya mengatakan saya tidak sanggup dengan semuanya. Dia bertahan dengan 'Kedramaan' saya.
My super husband, saat hamil pertama, dia sudah repot dengan perubahan hormon yang menyebabkan saya bertingkah menyebalkan. Diapun sekarang memberikan dadanya lebih lebar lagi untuk memeluk saya. Dia yang terhebat yang saya punya.
My super husband yang terkadang menyebalkan dengan tingkah lakunya yang konyol tapi punya hati yang besar untuk menampung hati saya.
My super husband yang mengganggu saya dengan suara ngoroknya dimalam hari tapi punya suara yang lantang menyuarakan bahwa dia mencintai saya.
Terima kasih ayah sudah menemani bunda melewati ini.
Istrinya siapa lagi kalau bukan saya tentunya..
3 hari saya melewati masa masa terberat setelah saya ahirnya kehilangan janin dalam perut saya ini, saya belajar memahami bahwa yang tidak dikehendaki olehNya adalah memang yang terbaik menurutNya.
Dalam perjuangan saya memahaminya, terkadang saya merasa dihukum oleh Tuhan atas kesalahan-kesalahan yang saya perbuat dimasa lalu. Kadang saya juga befikir bahwa yang terjadi kemarin mungkin karena tidak siapnya kami sebagai orang tua. Atau mungkin karena saya masih ragu atau suami yang masih ragu, atau ini atau itu..
Tidak henti hentinya saya bertanya, Kenapa Tuhan?
Saya gak sanggup melakukan itu semua, mencari jawaban jawaban dari semua pertanyaan saya, kadang saya tertawa, ' Tidak dengan 3 hari kamu akan menemukan jawabanya noy ' dalam hati saya bergumam..
Menangis, menangis dan hanya menangis..
Yang paling terberat adalah saat terbangun dari tidur dipagi hari, rasanya kosong tidak tahu apa yang mau saya lakukan. Saya terbiasa dengan kegiatan menyendiri dikala suami bekerja dan kakak bumi sekolah, saya habiskan dengan membaca, atau menonton tv atau apapun itu tapi saya tidak merasa sendiri, karena saya selalu merasa saya bersama si dejan (dedek janin) yang ada diperut saya. Tapi sekarang, saya sendiri saat suami dan kakak bumi tidak ada dirumah.
Setiap hal, setiap momen, setiap lagu, ataupun setiap detik yang dilalui bisa meninggalkan sedih yang terdalam untuk saya, selalu menangis. Saya tidak mampu menahan kesedihan ini, kehilangan sebuah pengharapan besar yang akan membuat hidup saya akan jauh lebih berwarna. Sebuah penantian ahirnya hilang begitu saja, dan saya harus menatanya kembali.
Saya selalu berfikir, sampai kapan saya harus menunggu lagi? apakah saya harus menanti untuk waktu yang sangat lama?
Mudahnya saya menangis, mudahnya saya sedih dengan segala hal, mudahnya saya menjadi rapuh dan mudahnya saya marah. Mudahnya saya melampiaskan itu kepada suami saya. Dia yang selalu menggenggam tangan saya, mengapus air mata saya, memeluk erat saya. Dia yang selalu jadi tempat terahir saya mencurahkan semua emosi saya.
Kekuatannya membuat dia bertahan menghadapi saya. Entah terbuat dari apa hatinya, tidak goyah saat saya memaki maki dia karena kesalahan pahaman. Dia bertahan saat saya tiba tiba marah tanpa alasan. Dia kembali dari perjalannya menuju kantor karena saya mengatakan saya tidak sanggup dengan semuanya. Dia bertahan dengan 'Kedramaan' saya.
My super husband, saat hamil pertama, dia sudah repot dengan perubahan hormon yang menyebabkan saya bertingkah menyebalkan. Diapun sekarang memberikan dadanya lebih lebar lagi untuk memeluk saya. Dia yang terhebat yang saya punya.
My super husband yang terkadang menyebalkan dengan tingkah lakunya yang konyol tapi punya hati yang besar untuk menampung hati saya.
My super husband yang mengganggu saya dengan suara ngoroknya dimalam hari tapi punya suara yang lantang menyuarakan bahwa dia mencintai saya.
Terima kasih ayah sudah menemani bunda melewati ini.
Sabtu, 09 Juni 2012
As big as a lemon
Diposting oleh
Ennosoe
Ditulisan yang sebelumnya, Draft big as a lemon adalah tulisan yang harusnya saa posting saat itu juga setelah saya menyelesaikan tulisannya.
tulisan tersebut saya tulis sekitar 2 hari lalu, entah mengapa saya memutuskan untuk melanjutkannya nanti karena saya merasa memang tulisan tersebut belum selesai walaupun saya juga tidak tahu pasti mau menulis apalagi. mungkin saat itu yang terbesit dikepala saya, saya akan menanti sebuah kejadian menarik lagi hari itu dan saya akan menulisnya, makanya saya simpan saya tulisan tersebut menjadi 'Draft' diblog ini.
Begitulah sekiranya cerita didalam tulisan sebelum ini yang menghubungkan dengan tulisan ini. As big as a lemon.
Mari kita mundur kebelakang sejenak.
Di tanggal 28 april 2012, dihari itulah pertama kali saya menemui dari saya positif hamil anak kedua, rasanya luar biasa tidak mampu saya gambarkan. Senang, gembira, senang, gembira, senang, gembira hehehe maaf pengulangan, rasanya mungkin melebihi arti dari kata tersebut.
Setelah 8 bulan menunggu, ahirnya Tuhan memberikan rejeki yang luar biasa tak ternilai. Kami sempat melakukan program, belum program juga sih, tapi kami datng ke rumas sakit bersalin di sekitar jakarta selatan untuk mencoba peruntungan kami disana, ada beberapa kerabat yang sukses menjalani programnya yang ahirnya membuat mereka mempunyai keturunan. PRosesnya cukup panjang, kami berdua (saya beserta suami) diharuskan melakukan beberapa tes kesuburan, lumayan banyak juga yang harus dilakukan. Suami saya harus melakukan tes darah lalu spermanya pun dicek kualitasnya. Yang berat mungkin saya, harus melakukan tes darah berkali kali, lalu juga melakukan tes hsg yang sakitnya minta ampun, saya juga harus melakukan entah lah apa itu namanya yang mengharuskan saya untuk dibius total. Intinya perjalannya lumayan panjang untuk menerima hasilnya dan uang yang dikeluarkan juga sangatlah mahal kalau menurut saya.
Sebulan kemudian hasilnya sudah ditangan, namun dokter mengatakan bahwa kami berdua sebenarnya tidak terlalu banyak masalah, hanya 'katanya' saya mempunyai riwayat terkena rubbela dan toxco, serta suami mempunyai banyak sperma berkualitas yang cukup rendah. Saat pulang kerumah kami membawa oleh oleh lumayan banyak, yaitu obat obatan yang harus kami minum setiap harinya. Tidak hanya satu obat, tapi banyak. Dan lagi lagi, biayanya pun lumayan besar untuk menebus resep obat obatan tersebut.
Selang 1 bulan kemudian dimana sudah habislah obat obat tersebut, saya bersama suami memutuskan untuk tidak melanjutkan program yang mungkin masih 1 langkah itu. Saya berhenti menggunakan obat obatan, dan saya beserta suami memutuskan untuk mengganti gaya pola hidup yang tidak terlalu sehat. Lalu kami menvcoba memulainya dengan berolah raga dan makan makanan yang sehat.
Ya Alhamdulillah, selang beberapa bulan kemudian (saya kurang pasti brp bulannya) sayapun ahirnya positif hamil. Masih tergambar dengan jelas raut wajah suami saya saat saya membangunkannya dengan berita kehamilan saya, lucu deh, muka tegang karena dibangunin, kaget kali ya ada yang bangunin pagi pagi, tapi juga seneng karena berita menggembirakan tersebut. Sorenya kami memutuskan untuk memeriksakan ke obgyn, dan hasilnya pun sesuai, saya positif hamil.
Memang saya akui, diawal kehamilan, emosi saya sangat naik turun tidak beraturan, mudah sekali marah, mudah sekali sedih, dan lain lain. mungkin karena perubahan hormon yang terjadi membuat saya kalang kabut dan sempat stres dibuatnya. Masuk ke minggu ke delapan, saya beserta suami sedikit dihantui rasa khawatir yang tinggi. Saya menemukan flek yang lumayan sering dan bisa terjadi tiap hari. Lalu kamipun memutuskan untuk kedokter kandungan lagi untuk memeriksakan kandungan saya.
Saat itu juga kandungan saya dikatakan masih sangat lemah, saya diberi obat penguat dan dinyatakan harus bedrest selama 2 minggu dirumah. Saya menuruti perintah dokter untuk stay dirumah tanpa banyak bergerak. mungkin saya seperti diikat diatas kasur karena saya tidak diijinkan suami untuk bergerak kesana kemari walaupun dirumah sendiri. Dokter mengatakan saya harus kontrol 2 minggu lagi setelah hari itu.
seminggu berlalu, 2 minggu berlalu, di usia kehamilan ke sepuluh minggu, saya mendapati diri saya sudah membaik mungkin ya, obatpun sudah habis, dan tidak ada lagi flek flek yang saya alami. Karena keadaan yang menurut saya sudah normal dan tidak ada yang perlu di khawatirkan, saya tidak perlu datang kontrol lagi seperti yang dianjurkan dokter. Saya bilang kesuami saya untuk melakukan kontrolnya nanti saja saat kehamilan berusia 12 minggu. Entahlah, saya ga mau kebanyakan kontrol dan melihat usg terlalu sering, saya ingin setiap datang kontrol kedokter saya dikejutkan dengan perkembangan janin saya. Saya ingin melihat perubahan perubahan yang signifikan.
Mungkin kita bisa kembali ke judul sebelum tulisan ini. ya itulah rasanya yang saya rasakan, Saya yang bawel ini antusias sekali dengan kehamilan ini, saya menyambut kehamilan ini dengan bahagia walaupun terdengar cuek tidak seperti suami saya. Saya yang punya pengharapan bahwa si kandungan yang sekarang mungkin sebesar buah lemon ini akan berkembang dengan baik. Lucunya mungkin sekarang dia didalam perut saya besarnya seperti buah lemon.
As big as a lemon, itulah perkiraan saya, tapi nyatanya tadi malam saya datang ke dokter yang berbeda, kebetulan beliau adalah dokter yang menangani kehamilan saya yang pertama. Memang menjadi keputusan kami berdua untuk datang ke dokter ini karena masalah kenyamanan. Beliau sangat senang mengetahui bahwa sekarang saya sudah 11 minggu, lalu seperti biasa saya melakukan usg untuk dilihat perkembangan janin ini. Betapa kagetnya saya, kantong yang memang berumur 11 minggu itu mempunyai janin yang sangat kecil yg berumur 6 minggu, terlalu kecil dan tidak berkembang. Campur aduk rasanya, takut mendengarkan kira kira apa yang hendak dikatakan oleh dokter.
Saya lupa dan saya tidak memperhatikan sepenuhnya yang dokter katakan tentang istilah medis dari apa yg saya hadapi. Intinya bahwa janin ini tidak berkembang semana mestinya, hal paling memungkinkan adalah untuk digugurkan karena memang sangat kecil kemungkinannya untuk dilanjutkan. Saya benar benar tidak bisa berfikir, jantung saya berdetak kencang dan rasanya saya tidak mampu bernafas karena begitu kaget mendengar hal ini.
Saya mungkin bukan orang yang pandai menceritakan detail apa yang terjadi, kuretpun langsung dilakukan hari itu juga. Yang saya ingat hanya menangis dan menangis saja. Menyalahkan diri sendiri serta bertanya kenapa harus seperti ini. Sayapun menyakinkan diri saya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik. Seolah semua itu berperang dalam diri saya. Saya benar benar tidak tahu apa yang saya pikirkan. Sebelum dan sesudah kuret itu dilakukan saya hanya mampu menangis dan menangis saja.
Seperti itulah yang kira kira terjadi. Saya masih hancur mengingat apa yang terjadi tapi saya berusaha mengiklaskan semuanya.. Bukan saya yang berkendak, saya hanya mampu berharap saja.
tulisan tersebut saya tulis sekitar 2 hari lalu, entah mengapa saya memutuskan untuk melanjutkannya nanti karena saya merasa memang tulisan tersebut belum selesai walaupun saya juga tidak tahu pasti mau menulis apalagi. mungkin saat itu yang terbesit dikepala saya, saya akan menanti sebuah kejadian menarik lagi hari itu dan saya akan menulisnya, makanya saya simpan saya tulisan tersebut menjadi 'Draft' diblog ini.
Begitulah sekiranya cerita didalam tulisan sebelum ini yang menghubungkan dengan tulisan ini. As big as a lemon.
Mari kita mundur kebelakang sejenak.
Di tanggal 28 april 2012, dihari itulah pertama kali saya menemui dari saya positif hamil anak kedua, rasanya luar biasa tidak mampu saya gambarkan. Senang, gembira, senang, gembira, senang, gembira hehehe maaf pengulangan, rasanya mungkin melebihi arti dari kata tersebut.
Setelah 8 bulan menunggu, ahirnya Tuhan memberikan rejeki yang luar biasa tak ternilai. Kami sempat melakukan program, belum program juga sih, tapi kami datng ke rumas sakit bersalin di sekitar jakarta selatan untuk mencoba peruntungan kami disana, ada beberapa kerabat yang sukses menjalani programnya yang ahirnya membuat mereka mempunyai keturunan. PRosesnya cukup panjang, kami berdua (saya beserta suami) diharuskan melakukan beberapa tes kesuburan, lumayan banyak juga yang harus dilakukan. Suami saya harus melakukan tes darah lalu spermanya pun dicek kualitasnya. Yang berat mungkin saya, harus melakukan tes darah berkali kali, lalu juga melakukan tes hsg yang sakitnya minta ampun, saya juga harus melakukan entah lah apa itu namanya yang mengharuskan saya untuk dibius total. Intinya perjalannya lumayan panjang untuk menerima hasilnya dan uang yang dikeluarkan juga sangatlah mahal kalau menurut saya.
Sebulan kemudian hasilnya sudah ditangan, namun dokter mengatakan bahwa kami berdua sebenarnya tidak terlalu banyak masalah, hanya 'katanya' saya mempunyai riwayat terkena rubbela dan toxco, serta suami mempunyai banyak sperma berkualitas yang cukup rendah. Saat pulang kerumah kami membawa oleh oleh lumayan banyak, yaitu obat obatan yang harus kami minum setiap harinya. Tidak hanya satu obat, tapi banyak. Dan lagi lagi, biayanya pun lumayan besar untuk menebus resep obat obatan tersebut.
Selang 1 bulan kemudian dimana sudah habislah obat obat tersebut, saya bersama suami memutuskan untuk tidak melanjutkan program yang mungkin masih 1 langkah itu. Saya berhenti menggunakan obat obatan, dan saya beserta suami memutuskan untuk mengganti gaya pola hidup yang tidak terlalu sehat. Lalu kami menvcoba memulainya dengan berolah raga dan makan makanan yang sehat.
Ya Alhamdulillah, selang beberapa bulan kemudian (saya kurang pasti brp bulannya) sayapun ahirnya positif hamil. Masih tergambar dengan jelas raut wajah suami saya saat saya membangunkannya dengan berita kehamilan saya, lucu deh, muka tegang karena dibangunin, kaget kali ya ada yang bangunin pagi pagi, tapi juga seneng karena berita menggembirakan tersebut. Sorenya kami memutuskan untuk memeriksakan ke obgyn, dan hasilnya pun sesuai, saya positif hamil.
Memang saya akui, diawal kehamilan, emosi saya sangat naik turun tidak beraturan, mudah sekali marah, mudah sekali sedih, dan lain lain. mungkin karena perubahan hormon yang terjadi membuat saya kalang kabut dan sempat stres dibuatnya. Masuk ke minggu ke delapan, saya beserta suami sedikit dihantui rasa khawatir yang tinggi. Saya menemukan flek yang lumayan sering dan bisa terjadi tiap hari. Lalu kamipun memutuskan untuk kedokter kandungan lagi untuk memeriksakan kandungan saya.
Saat itu juga kandungan saya dikatakan masih sangat lemah, saya diberi obat penguat dan dinyatakan harus bedrest selama 2 minggu dirumah. Saya menuruti perintah dokter untuk stay dirumah tanpa banyak bergerak. mungkin saya seperti diikat diatas kasur karena saya tidak diijinkan suami untuk bergerak kesana kemari walaupun dirumah sendiri. Dokter mengatakan saya harus kontrol 2 minggu lagi setelah hari itu.
seminggu berlalu, 2 minggu berlalu, di usia kehamilan ke sepuluh minggu, saya mendapati diri saya sudah membaik mungkin ya, obatpun sudah habis, dan tidak ada lagi flek flek yang saya alami. Karena keadaan yang menurut saya sudah normal dan tidak ada yang perlu di khawatirkan, saya tidak perlu datang kontrol lagi seperti yang dianjurkan dokter. Saya bilang kesuami saya untuk melakukan kontrolnya nanti saja saat kehamilan berusia 12 minggu. Entahlah, saya ga mau kebanyakan kontrol dan melihat usg terlalu sering, saya ingin setiap datang kontrol kedokter saya dikejutkan dengan perkembangan janin saya. Saya ingin melihat perubahan perubahan yang signifikan.
Mungkin kita bisa kembali ke judul sebelum tulisan ini. ya itulah rasanya yang saya rasakan, Saya yang bawel ini antusias sekali dengan kehamilan ini, saya menyambut kehamilan ini dengan bahagia walaupun terdengar cuek tidak seperti suami saya. Saya yang punya pengharapan bahwa si kandungan yang sekarang mungkin sebesar buah lemon ini akan berkembang dengan baik. Lucunya mungkin sekarang dia didalam perut saya besarnya seperti buah lemon.
As big as a lemon, itulah perkiraan saya, tapi nyatanya tadi malam saya datang ke dokter yang berbeda, kebetulan beliau adalah dokter yang menangani kehamilan saya yang pertama. Memang menjadi keputusan kami berdua untuk datang ke dokter ini karena masalah kenyamanan. Beliau sangat senang mengetahui bahwa sekarang saya sudah 11 minggu, lalu seperti biasa saya melakukan usg untuk dilihat perkembangan janin ini. Betapa kagetnya saya, kantong yang memang berumur 11 minggu itu mempunyai janin yang sangat kecil yg berumur 6 minggu, terlalu kecil dan tidak berkembang. Campur aduk rasanya, takut mendengarkan kira kira apa yang hendak dikatakan oleh dokter.
Saya lupa dan saya tidak memperhatikan sepenuhnya yang dokter katakan tentang istilah medis dari apa yg saya hadapi. Intinya bahwa janin ini tidak berkembang semana mestinya, hal paling memungkinkan adalah untuk digugurkan karena memang sangat kecil kemungkinannya untuk dilanjutkan. Saya benar benar tidak bisa berfikir, jantung saya berdetak kencang dan rasanya saya tidak mampu bernafas karena begitu kaget mendengar hal ini.
Saya mungkin bukan orang yang pandai menceritakan detail apa yang terjadi, kuretpun langsung dilakukan hari itu juga. Yang saya ingat hanya menangis dan menangis saja. Menyalahkan diri sendiri serta bertanya kenapa harus seperti ini. Sayapun menyakinkan diri saya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik. Seolah semua itu berperang dalam diri saya. Saya benar benar tidak tahu apa yang saya pikirkan. Sebelum dan sesudah kuret itu dilakukan saya hanya mampu menangis dan menangis saja.
Seperti itulah yang kira kira terjadi. Saya masih hancur mengingat apa yang terjadi tapi saya berusaha mengiklaskan semuanya.. Bukan saya yang berkendak, saya hanya mampu berharap saja.
Jumat, 08 Juni 2012
Draft as big as a lemon :)
Diposting oleh
Ennosoe
Awwooooooooo dejaaaaaannnn..
Kamu sekarang sebesar buah lemon lho katanyaaaa.. Dejan udah denger bunda panggil panggil kamu beluuumm??
Suami saya paling doyan ngomong bahasa bayi, saya sih yakin bayipun ga akan ngerti dia ngomong apa. Setiap ada bayi didepan dia, dia akan langsung menatap sibayi sambil mengeluarkan suara yang kira kira seperti ini dibacanya 'abulebedibetiti, aaabbreeee,breeeeeblepbelebebbebbelebebeb,abudtibudtibudibudi,abudidibudibudi,aabbreeeebbbelebebebb'
Ngerti ga? Hehehehe? Harus liat langsung sih pastinya. Tapi ajaibnya kebanyakan bayi bayi yg diajak ngobrol suami saya itu nyaut lho, pasti bersuara atau ketawa atau bahkan memukul muka suami saya, mungkin dalam hati sibayi itu akan ngomong seperti ini 'apeee lagi niih' hehehe
Kehamilan yang masih 11 minggu ini sudah banyak memberikan cerita, dari yang mual mual dan gangguang pencernaan, lalu sayanya yang dirundung kesedihan yang luar biasa sekali, lalu malasnya berdiri dari tempat tidur lalu tiba tiba saya jadi semangat bersih bersih, dan baca buku, lalu kembali lagi dengan mual mual yang membuat saya ahirnya jadi pemalas lagi!!.
Si sebelas minggu ini kalau digoogling sih besarnya sebesar buah lemon ya, memang perut ini rasanya masih sama aja, masih agak rata, kadang kadang saya melihat ke cermin sambil saya buncit buncitin perut ini, abis gemes banget kok gak blenduk blenduk juga hehehe..
Sedari skr sih saya sudah ngajak ngomong si dejan panggilan untuk dedek janin, dejan :D
" de, dejaaan, kamu ga bosen apa dirumah terus? Bunda sama ayah bukan orng rumahan lho, kamu betah banget sih dirumah, gak pengen ngemooolllll deee?? Bunda pengen deh, yuuuk bikin bunda ga males yuuu"
Contohnya seperti itu :D
Yang paling lucu, suami saya, khawatiraaaan banget sama keadaan saya, kadang kadang sih saya sengaja cari perhatian hehe, apalagi kalau dia lagi sibuk kerja :D
Masuk di minggu ke 7-9 saya mengalami sering sekali bleeding, flek flek keluar bisa 2 hari sekali, pas kontrol ke dokter, dokter mengatakan bahwa saya harus bedrest, karena kandungan masih lemah sekali, alhasil sayapun bedrest selama 2 minggu.
Suami gualaaknya minta ampun, naik turun tangga aja gak dibolehin, bolehnya cuman bangun buat kekamar mandi sajah!!!
Lalu hari ini saya ngecek timbangan, gak taunya berat badan turun, saya sih cmn mau ngasih tau suami aja, eh dia langsung berinisiatif untuk menghubungi dokter kandungan kami perihal berat badan yang turun ini. Jadinya yang rencananya minggu depan mau kontrol terpaksa dipercepat deh..
Kamu sekarang sebesar buah lemon lho katanyaaaa.. Dejan udah denger bunda panggil panggil kamu beluuumm??
Suami saya paling doyan ngomong bahasa bayi, saya sih yakin bayipun ga akan ngerti dia ngomong apa. Setiap ada bayi didepan dia, dia akan langsung menatap sibayi sambil mengeluarkan suara yang kira kira seperti ini dibacanya 'abulebedibetiti, aaabbreeee,breeeeeblepbelebebbebbelebebeb,abudtibudtibudibudi,abudidibudibudi,aabbreeeebbbelebebebb'
Ngerti ga? Hehehehe? Harus liat langsung sih pastinya. Tapi ajaibnya kebanyakan bayi bayi yg diajak ngobrol suami saya itu nyaut lho, pasti bersuara atau ketawa atau bahkan memukul muka suami saya, mungkin dalam hati sibayi itu akan ngomong seperti ini 'apeee lagi niih' hehehe
Kehamilan yang masih 11 minggu ini sudah banyak memberikan cerita, dari yang mual mual dan gangguang pencernaan, lalu sayanya yang dirundung kesedihan yang luar biasa sekali, lalu malasnya berdiri dari tempat tidur lalu tiba tiba saya jadi semangat bersih bersih, dan baca buku, lalu kembali lagi dengan mual mual yang membuat saya ahirnya jadi pemalas lagi!!.
Si sebelas minggu ini kalau digoogling sih besarnya sebesar buah lemon ya, memang perut ini rasanya masih sama aja, masih agak rata, kadang kadang saya melihat ke cermin sambil saya buncit buncitin perut ini, abis gemes banget kok gak blenduk blenduk juga hehehe..
Sedari skr sih saya sudah ngajak ngomong si dejan panggilan untuk dedek janin, dejan :D
" de, dejaaan, kamu ga bosen apa dirumah terus? Bunda sama ayah bukan orng rumahan lho, kamu betah banget sih dirumah, gak pengen ngemooolllll deee?? Bunda pengen deh, yuuuk bikin bunda ga males yuuu"
Contohnya seperti itu :D
Yang paling lucu, suami saya, khawatiraaaan banget sama keadaan saya, kadang kadang sih saya sengaja cari perhatian hehe, apalagi kalau dia lagi sibuk kerja :D
Masuk di minggu ke 7-9 saya mengalami sering sekali bleeding, flek flek keluar bisa 2 hari sekali, pas kontrol ke dokter, dokter mengatakan bahwa saya harus bedrest, karena kandungan masih lemah sekali, alhasil sayapun bedrest selama 2 minggu.
Suami gualaaknya minta ampun, naik turun tangga aja gak dibolehin, bolehnya cuman bangun buat kekamar mandi sajah!!!
Lalu hari ini saya ngecek timbangan, gak taunya berat badan turun, saya sih cmn mau ngasih tau suami aja, eh dia langsung berinisiatif untuk menghubungi dokter kandungan kami perihal berat badan yang turun ini. Jadinya yang rencananya minggu depan mau kontrol terpaksa dipercepat deh..
Rabu, 06 Juni 2012
Bekerja atau meminta?
Diposting oleh
Ennosoe
Yes please, can you guys help me?
Pernikahan kali ini memang bukan yang pertama untuk saya, 6 tahun yang lalu saya gagal dipernikahan pertama karena kurang sadarnya saya akan sebuah tanggung jawab sebagai seorang istri dan seorang ibu. Usia muda kala itu masih dikuasai keegoisan semata.
Lima setengah tahun pontang pating hidup sendiri dengan berkerja keras untuk menafkahi keluarga, anak dan diri sendiri, beraaaaat rasanya tidak tahu harus memprioritaskan yang mana yang harus didahulukan. Apakah waktu dengan anak saya? Apakah diri saya sendiri? Ataukah mencari nafkah? . Jujur saat itu saya memang mendahulukan perkerjaan, bekerja untuk bisa beli makan anak dan keluarga menurut saya lebih penting, siapa yang saya andalkan kala itu? Pastilah jawabannya diri saya sendiri. Waktu yang dihabiskan banyak terbuang diluar rumah dengan sedikitnya waktu untuk mengurusi anak sendiri.
Tapi alhamdulillah saya bisa juga melewati masa masa yang cukup sulit kala itu.
Beda waktu beda pula ceritanya, pernikahan kali ini yang terahir kalinya (insyaAllah dan yakin sekali) menuntut saya sudah lebih pintar dari pengalaman pengalaman sebelumnya. Kita belajar dari kesalahan, kita banyak tahu dari apa yang dipelajari, saat modalnya sudah ada (bekal kesalahan masa lalu) seharusnya kali ini sudah lebih bijak dan dewasa dalam bersikap apalagi berperan sebagai seorang istri dan seorang ibu. Diri sendiri sudah bukan lagi prioritas yang utama, yang utama saat ini adalah keluarga kecil ini, yang sedang saya bangun bersama suami saya tercinta.
Dulu jor joran dan mati matian cari duit sendiri, ga pernah minta sama sekali, dari kecil sudah biasa cari uang sediri, sudah tahu rasanya punya uang banyak tapi juga tahu sekali rasanya tidak punya sama sekali padahal kebutuhan menumpuk. Sekarang dengan peran yang baru apa apa harus dikompromikan dengan suami, termasuk pekerjaan saya, kalau boleh jujur, saya sudah ingin sekali meninggalkan perkerjaan lama saya dibidang entertainment walaupun saya melihat saya mencintai dunia acting. Tapi menjadi sorotan camera dan hingar bingarnya tidak bisa saya ikuti lagi. Bukannya tidak boleh oleh suami dan saya juga ahirnya setuju bahwa saya ingin total dalam peran saya yang baru ini, total membangun keluarga kecil yang memang saya impikan, apalagi setelah hamil sekarang, rasanya ingin membalas semua kesalahan saya terhadap bumi dimasa masa bumi kecil dulu, saya ngin menghabiskan banyak waktu untuk anak anak.
Tapi kembali lagi, apa saya mampu meminta minta terus kepada suami saya? Dikatakan disini adalah materi ya, walaupun suami bertanggung jawab atas segala kebutuhan saya dan seisi rumah ini, tapi saya yang tidak terbiasa meminta harus menurunkan gengsi saya untuk minta minta sama suami.
Keinginan saya nantinya, saya tetap ingin bekerja tapi bukan dibidang yang sama lagi tanpa harus meninggalkan waktu bersama anak anak.. Minimal bisa membantu suami sedikit demi sedikit untuk mewujudkan mimpi mimpi kami berdua, dilain itu, saya lebih suka beraktifitas yang membuat saya lebih produktif tentunya. Mungkin beda cerita kalo bayi ini sudah lahir ya. Saya benar benar ingin bekerja lagi.. Apa yaaa??? :(
Pernikahan kali ini memang bukan yang pertama untuk saya, 6 tahun yang lalu saya gagal dipernikahan pertama karena kurang sadarnya saya akan sebuah tanggung jawab sebagai seorang istri dan seorang ibu. Usia muda kala itu masih dikuasai keegoisan semata.
Lima setengah tahun pontang pating hidup sendiri dengan berkerja keras untuk menafkahi keluarga, anak dan diri sendiri, beraaaaat rasanya tidak tahu harus memprioritaskan yang mana yang harus didahulukan. Apakah waktu dengan anak saya? Apakah diri saya sendiri? Ataukah mencari nafkah? . Jujur saat itu saya memang mendahulukan perkerjaan, bekerja untuk bisa beli makan anak dan keluarga menurut saya lebih penting, siapa yang saya andalkan kala itu? Pastilah jawabannya diri saya sendiri. Waktu yang dihabiskan banyak terbuang diluar rumah dengan sedikitnya waktu untuk mengurusi anak sendiri.
Tapi alhamdulillah saya bisa juga melewati masa masa yang cukup sulit kala itu.
Beda waktu beda pula ceritanya, pernikahan kali ini yang terahir kalinya (insyaAllah dan yakin sekali) menuntut saya sudah lebih pintar dari pengalaman pengalaman sebelumnya. Kita belajar dari kesalahan, kita banyak tahu dari apa yang dipelajari, saat modalnya sudah ada (bekal kesalahan masa lalu) seharusnya kali ini sudah lebih bijak dan dewasa dalam bersikap apalagi berperan sebagai seorang istri dan seorang ibu. Diri sendiri sudah bukan lagi prioritas yang utama, yang utama saat ini adalah keluarga kecil ini, yang sedang saya bangun bersama suami saya tercinta.
Dulu jor joran dan mati matian cari duit sendiri, ga pernah minta sama sekali, dari kecil sudah biasa cari uang sediri, sudah tahu rasanya punya uang banyak tapi juga tahu sekali rasanya tidak punya sama sekali padahal kebutuhan menumpuk. Sekarang dengan peran yang baru apa apa harus dikompromikan dengan suami, termasuk pekerjaan saya, kalau boleh jujur, saya sudah ingin sekali meninggalkan perkerjaan lama saya dibidang entertainment walaupun saya melihat saya mencintai dunia acting. Tapi menjadi sorotan camera dan hingar bingarnya tidak bisa saya ikuti lagi. Bukannya tidak boleh oleh suami dan saya juga ahirnya setuju bahwa saya ingin total dalam peran saya yang baru ini, total membangun keluarga kecil yang memang saya impikan, apalagi setelah hamil sekarang, rasanya ingin membalas semua kesalahan saya terhadap bumi dimasa masa bumi kecil dulu, saya ngin menghabiskan banyak waktu untuk anak anak.
Tapi kembali lagi, apa saya mampu meminta minta terus kepada suami saya? Dikatakan disini adalah materi ya, walaupun suami bertanggung jawab atas segala kebutuhan saya dan seisi rumah ini, tapi saya yang tidak terbiasa meminta harus menurunkan gengsi saya untuk minta minta sama suami.
Keinginan saya nantinya, saya tetap ingin bekerja tapi bukan dibidang yang sama lagi tanpa harus meninggalkan waktu bersama anak anak.. Minimal bisa membantu suami sedikit demi sedikit untuk mewujudkan mimpi mimpi kami berdua, dilain itu, saya lebih suka beraktifitas yang membuat saya lebih produktif tentunya. Mungkin beda cerita kalo bayi ini sudah lahir ya. Saya benar benar ingin bekerja lagi.. Apa yaaa??? :(
Selasa, 05 Juni 2012
Kehamilan perjalanan yang menyenangkan..
Diposting oleh
Ennosoe
Heran deh, selama ini saya bukan dikategorikan orang yang suka membaca, biasa saja lah ya, biasanya sih buku dibeli cuman dibaca awal awalnya saja lalu diletakan dilemari buku daaaaaann seketika itupun terlupakan..
Tapi bukan berarti saya tidak suka membaca sama sekali, saya pernah membaca beberapa novel yang saya baca seharian tanpa saya bisa melepaskan kesempatan untuk menyelesaikan novel tersebut. Mungkin memang sulit untuk saya bisa menemukan buku yang menarik perhatian saya sampai sampai saya tidak bisa berpaling dari buku tersebut.. Sulit sekali..
Di minggu ke sebelas kehamilan saya, saya menemukan sebuah kebiasaan yang bukan sama sekali kegemaran saya. Diawal kehamilan mungkin sekitar 5 minggu yang lalu saat saya mengetahui bahwa saya hamil anak kedua ini, sepulangnya dari kontrol ke dokter langsung seketika itu saya mengalami mual mual dan pusing yang lumayan mengganggu. Kejadian itu terjadi sepanjang hari yang menyebabkan saya hanya bisa tidur sepanjang hari selama hampir lebih dari 4 minggu. Kehamilan kali ini memang tidak seberat yang pertama, saat saya hamil bumi saya benar benar disiksa selama 5 bulan berturut turut karena perubahan hormonal dalam tubuh saya, mual, muntah, pusing dan sulit makan, menyiksa sekali..
Alhamdulillah kehamilan kedua ini rasanya sedikit lebih ringan walaupun heart burn kerap datang dipagi hari..
Masuk diminggu ke sebelas kehamilan saya, saya merasa gangguan seperti mual pusing dan malas mendadak hilang begitu saja, aduh sebenarnya ini tidak boleh diomongin, takut pamali, takutnya malah nanti ada lagi hehhe, mudah mudahan tidak ya. Ya rasanya seperti tidak hamil malah, kecuali heart burn dipagi hari tetap mengganggu, bersyukurlah saya karena saya ahirnya punya tenaga untuk bangun dari tempat tidur. 4 minggu pertama memang rasanya sangatlah tidak enak, rasanya seperti diikat di tempat tidur karena tidak mampu untuk bangun sekalipun.
Dan kali ini saya malah merasa kok saya ga bisa diam sama sekali ya, saat badan saya hanya tidur tiduran saja badan saya rasanya sakit sakit, so saya bergerak untuk melalukan apapun untuk menghilangkan kebosanan saya di rumah, yaaaaa itung itung belajar betah dirumah, soalnya ijin untuk bekerja belum dikantongi nih, jadi patuh pada perintah suami untuk banyak dirumah saja..
Dan lucunya yang awalnya saya ini tidak suka membaca tiba tiba saya jadi keranjingan dengan yang namanya membaca, apapun dibaca, sudah sekitar 3 buku bacaan yg kebetulan tentang kehamilan telah habis saya baca hanya dalam waktu kurang dari seminggu.
Awalnya saya yang ga tau harus apa saat hamil ini (karena tidak juga bekerja) sempat depresi menghadapi kebosanan kebosanan diakibatkan kehamilan ini, apa rasanya saya yg biasanya kelayapan kesana kemari sekarang harus diam dirumah saja. Tapi syukurlah dejan (dedek janin) bawaanya maunya baca terus, ternyata baca bisa mengisi waktu kosong saya..
Kehamilan begitu menyenangkan ya, ada ada aja yang dialaminya :)
Tapi bukan berarti saya tidak suka membaca sama sekali, saya pernah membaca beberapa novel yang saya baca seharian tanpa saya bisa melepaskan kesempatan untuk menyelesaikan novel tersebut. Mungkin memang sulit untuk saya bisa menemukan buku yang menarik perhatian saya sampai sampai saya tidak bisa berpaling dari buku tersebut.. Sulit sekali..
Di minggu ke sebelas kehamilan saya, saya menemukan sebuah kebiasaan yang bukan sama sekali kegemaran saya. Diawal kehamilan mungkin sekitar 5 minggu yang lalu saat saya mengetahui bahwa saya hamil anak kedua ini, sepulangnya dari kontrol ke dokter langsung seketika itu saya mengalami mual mual dan pusing yang lumayan mengganggu. Kejadian itu terjadi sepanjang hari yang menyebabkan saya hanya bisa tidur sepanjang hari selama hampir lebih dari 4 minggu. Kehamilan kali ini memang tidak seberat yang pertama, saat saya hamil bumi saya benar benar disiksa selama 5 bulan berturut turut karena perubahan hormonal dalam tubuh saya, mual, muntah, pusing dan sulit makan, menyiksa sekali..
Alhamdulillah kehamilan kedua ini rasanya sedikit lebih ringan walaupun heart burn kerap datang dipagi hari..
Masuk diminggu ke sebelas kehamilan saya, saya merasa gangguan seperti mual pusing dan malas mendadak hilang begitu saja, aduh sebenarnya ini tidak boleh diomongin, takut pamali, takutnya malah nanti ada lagi hehhe, mudah mudahan tidak ya. Ya rasanya seperti tidak hamil malah, kecuali heart burn dipagi hari tetap mengganggu, bersyukurlah saya karena saya ahirnya punya tenaga untuk bangun dari tempat tidur. 4 minggu pertama memang rasanya sangatlah tidak enak, rasanya seperti diikat di tempat tidur karena tidak mampu untuk bangun sekalipun.
Dan kali ini saya malah merasa kok saya ga bisa diam sama sekali ya, saat badan saya hanya tidur tiduran saja badan saya rasanya sakit sakit, so saya bergerak untuk melalukan apapun untuk menghilangkan kebosanan saya di rumah, yaaaaa itung itung belajar betah dirumah, soalnya ijin untuk bekerja belum dikantongi nih, jadi patuh pada perintah suami untuk banyak dirumah saja..
Dan lucunya yang awalnya saya ini tidak suka membaca tiba tiba saya jadi keranjingan dengan yang namanya membaca, apapun dibaca, sudah sekitar 3 buku bacaan yg kebetulan tentang kehamilan telah habis saya baca hanya dalam waktu kurang dari seminggu.
Awalnya saya yang ga tau harus apa saat hamil ini (karena tidak juga bekerja) sempat depresi menghadapi kebosanan kebosanan diakibatkan kehamilan ini, apa rasanya saya yg biasanya kelayapan kesana kemari sekarang harus diam dirumah saja. Tapi syukurlah dejan (dedek janin) bawaanya maunya baca terus, ternyata baca bisa mengisi waktu kosong saya..
Kehamilan begitu menyenangkan ya, ada ada aja yang dialaminya :)